Selasa, 20 April 2010

Menjalin Ukhuwah di atas Minhaj Nubuwwah


Judul: Menjalin Ukhuwwah di atas Minhaj Nubuwwah
(Al-Mirats Min Fatawa Al-'Ulama 'An Jum'iyyah Ihya At-Turats)
Bantahan ilmiah terhadap buku: Lerai Pertikaian Sudahi Permusuhan karya Abu Abil Muhsin Firanda
Penulis: Al-Ustadz Askari bin Jamal Al-Bugisi
Penerbit: Pustaka Qaulan Sadida
Tebal : 228 halaman
Fisik : 14,5 cm x 20,5 cm, doff, shrink, soft cover
Disc: 20 %
Harga: Rp. 32.000
Harga Disini: Rp. 25.600



Polemik seputar Ihya At-Turots, organisasi yang memiliki andil yang besar terhadap pecahnya salafiyyin di Indonesia. Masih saja terus bergulir. Dana yang mereka kucurkan, berbagai program social serta iming-iming gaji bagi du’at yang terikat dengan mereka benar-benar menjadi fitnah yang buruk terhadap dakwah. Benarlah sabda Rasulullah yang artinya: “Sesungguhnya setiap ummat (tertimpa) fitnah, dan fitnah yang menimpa umatku adalah harta.” (HSR. Tirmidzi dari sahabat Ka’ab bin ‘Iyadh radhiyallahu ’anhuma)
Ketika menjadi jelas bahwa organisasi ini telah menyimpang dari manhaj salaf bahkan rais-nya yaitu Abdurrahman Abdul Khalq terbukti telah melontarkan penghinaan terhadap para ulama, maka du’at –dan umat sebagai imbasnya- pun terpecah antara yang tetap terikat dengan mereka atau berlepas diri demi manhaji.
Di antara bentuk pembelaan untuk mengikohkan eksistensi organisasi ini, mereka berusaha menadpatkan fatwa para ulama yang mereka anggap ‘senior’ sebagai pembenaran terus berlangsungnya ta’awun dengannya. Puncaknya adalah munculnya buku yang berjudul “Lerai Pertikaian Sudahi Permusuhan, Menyikapi Fenomena Hajr di Indonesia”, yang ditulis oleh Abu Abdil Muhsin Al-Firanda Ibnu Abidin, yang menjadi pegangan setiap Turatsi khususnya di Indonesia.
Benarkan masyayikh yang mulia Asy-Syaikh bin Baz rahimahullah, Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah dan yang lainnya merekomendasi organisasi ini? Bagaimana jika mereka mengetahui berbagai penyimpangannya?
Demi mendudukkan permasalahan sekaligus sebagai bantahan terhadap buku tersebut, buku ini pun ditulis. Kita “Jalin Ukhuwwah di Atas Manhaj Nubuwwah” sehingga kita bersatu dan berlepas diri atas dasar manhaj ini. Membela mereka karena penyimpangan sama halnya membinasakan diri kita, sedangkan berat berpisah dengan mereka karena materi adalah suatu kehinaan dan bukan akhlak seorang salafi!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar