Al-Ustadz Abu Bakar Abdullah
Perhatikanlah kembali contoh-contoh berikut!
Untuk memperjelas keterangan di atas, perhatikanlah contoh-contoh berikut!
Latihan-latihan (تَمَارِيْنُ)
— وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ —
Sumber: http://qonitah.com
Pelajari sebelumnya
Pelajari setelahnya
الدَّرْسُ التَّاسِعُ
(Pelajaran Kesembilan)
الْإِضَافَةُ
(Penyandaran)
Pembaca yang semoga Allah merahmati Anda semua. Alhamdulillah, kita bersua kembali di rubrik kesayangan kita, Bahasa Arab, yang mengetengahkan pelajaran-pelajaran bahasa Arab dengan metode yang praktis. Semoga bisa membantu Anda yang baru memulai belajar bahasa Arab, atau menjadi bahan murajaah bagi Anda yang sudah mempelajarinya.
Masih ingatkah Anda, apa saja tanda-tanda isim? Yuk, kita buka kembali pelajaran-pelajaran sebelumnya. Pada pelajaran kesembilan ini kita masih membahas salah satu tanda isim, yaitu idhafah.
Perhatikan dengan saksama kata-kata berikut!
Perhatikanlah kembali contoh-contoh berikut!
Penggunaan Mudhaf dan Mudhaf ilaih dalam Kalimat
Pembaca setia Qonitah, marilah kita berlatih menggunakan susunan mudhaf dan mudhaf ilaih dalam kalimat.
Perhatikanlah kalimat-kalimat berikut!
Untuk memperjelas keterangan di atas, perhatikanlah contoh-contoh berikut!
Penjelasan contoh-contoh ini sama dengan penjelasan pada contoh-contoh sebelumnya.
Ringkasan
- Idhafah (penyandaran) merupakan salah satu tanda isim.
- Secara umum, fungsi idhafah adalah menjadikan isim nakirah (yang masih umum) menjadi isim ma’rifat (yang sudah jelas/dikenal), dengan cara menyandarkan isim nakirah tersebut pada isim ma’rifat. Adapun penyandaran isim nakirah kepada isim nakirah yang lain memberikan fungsi yang lain dan tidak termasuk dalam pembahasan kali ini.
- Agar kata mudhaf dan mudhaf ilaih menjadi kalimat yang bisa dipahami (bermanfaat), salah satu caranya adalah diberi penjelasan (khabar), sehingga mudhaf dan mudhaf ilaih dalam kalimat tersebut berkedudukan sebagai mubtada’.
- Mudhaf dan mudhaf ilaih tidak harus bersesuaian dalam hal jenis ataupun jumlah. Berbeda halnya dengan mubtada’ dan khabar yang harus saling mengikuti dalam hal jenis (muannats/mudzakkar) dan jumlah (mufrad, mutsanna, dan jamak).
Latihan-latihan (تَمَارِيْنُ)
- Sandarkanlah kata-kata yang pertama pada kata-kata yang kedua!
- Isilah titik-titik di bawah ini dengan kata-kata yang sesuai!
- Perbaikilah kalimat-kalimat yang salah berikut ini menjadi kalimat yang benar!
— وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ —
Sumber: http://qonitah.com
Pelajari sebelumnya
Pelajari setelahnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar