Al-Ustadz Abu Bakar Abdullah
Penggunaan Isim Dhamir Munfashil dalam Kalimat
Perhatikanlah contoh-contoh kalimat berikut ini!
Perhatikanlah kembali penggunaan isim dhamir munfashil dalam kalimat-kalimat berikut!
Faedah
Contoh dhamir muttashil yang bersambung dengan fi’il:
Ringkasan
Perhatikanlah contoh kalimat di bawah ini!
— اَلْحَمْدُ لِلهِ. وَاللهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ —
Sumber: http://qonitah.com
Pelajari sebelumnya
Pelajari setelahnya
الدَّرْسُ الْعَاشِرُ
(Pelajaran Kesepuluh)
الضَّمَائِرُ
(Kata-kata Ganti)
Pembaca, rahimakumullah.
Semoga Allah memberikan penjagaan kepada kita semua. Kita senantiasa memohon tambahan nikmat dari-Nya, dan semoga Allah terus menyempurnakan nikmat-nikmat itu di dunia dan di akhirat.
Di pelajaran kesepuluh ini kita akan membahas kata-kata ganti (اَلضَّمَائِرُ). Kata-kata ganti (اَلضَّمَائِرُ) lebih dikenal dengan bentuk mufradnya, yaitu اَلضَّمِيْرُ.
Dalam ilmu bahasa Arab, isim dhamir itu secara umum terbagi menjadi dua:
- اَلضَّمِيْرُ الْمُنْفَصِلُ (kata ganti yang tidak bersambung).
- اَلضَّمِيْرُ الْمُتَّصِلُ (kata ganti yang bersambung).
Mari kita telaah penjelasan masing-masing dari kedua isim dhamir ini.
اَلضَّمِيْرُ الْمُنْفَصِلُ (Kata Ganti yang Tidak Bersambung)
Dhamir munfashil terbagi menjadi 12:
- هُوَ (Dia [laki-laki]): untuk orang ketiga (yang dibicarakan), tunggal (mufrad), mudzakkar.
- هُمَا (Mereka berdua [laki-laki/perempuan]): untuk orang ketiga, ganda (mutsanna), baik mudzakkar maupun muannats.
- هُمْ (Mereka [banyak laki-laki]): untuk orang ketiga, jamak, mudzakkar.
- هِيَ (Dia [perempuan]): untuk orang ketiga, mufrad, muannats.
- هُنَّ (Mereka [banyak perempuan]): untuk orang ketiga, jamak, muannats.
- أَنْتَ (Kamu [laki-laki]): untuk orang kedua (lawan bicara), mufrad, mudzakkar.
- أَنْتُمَا (Kalian berdua [laki-laki/perempuan]): untuk orang kedua, mutsanna, baik mudzakkar maupun muannats.
- أَنْتُمْ (Kalian [banyak laki-laki]): untuk orang kedua, jamak, mudzakkar.
- أَنْتِ (Kamu [perempuan]): untuk orang kedua, mufrad, muannats.
- أَنْتُنَّ (Kalian [banyak perempuan]): untuk orang kedua, jamak, muannats.
- أَنَا (Saya [laki-laki/perempuan]): untuk orang pertama (si pembicara) mufrad, baik mudzakkar maupun muannats.
- نَحْنُ (Kami [laki-laki/perempuan]): untuk orang pertama, jamak, baik mudzakkar maupun muannats; digunakan juga untuk orang pertama tunggal (mufrad) yang mengagungkan dirinya.
Penggunaan Isim Dhamir Munfashil dalam Kalimat
Perhatikanlah contoh-contoh kalimat berikut ini!
Adapun penggunaan dhamir (kata ganti) untuk mutsanna, perhatikanlah contoh-contoh berikut!
(Untuk isim mutsanna) لِلْمُثَنَّى
Perhatikanlah kembali penggunaan isim dhamir munfashil dalam kalimat-kalimat berikut!
Faedah
Kata ءَايَاتٌ termasuk jamak muannats salim (jamak dengan alif dan ta’ tambahan). Isim mufradnya adalah آيَةٌ. Bentuk jamaknya serupa dengan bentuk jamak bagi isim mufrad بِنْتٌ, yaitu بَنَاتٌ, atau bentuk jamak bagi isim mufrad أُخْتٌ, yaitu أَخَوَاتٌ.
Dalil lain yang menunjukkan bahwa kata ءَايَاتٌ termasuk jamak muannats salim adalah bahwa huruf terakhir kata ini dikasrah ketika kedudukannya dalam kalimat adalah nashab. Hal ini dijelaskan dalam banyak ayat al-Qur’an, di antaranya:
اَلضَّمِيْرُ الْمُتَّصِلُ (Kata Ganti yang Bersambung)
Ada dhamir muttashil yang bersambung dengan isim dan ada yang bersambung dengan fi’il. Contoh yang bersambung dengan isim:
Contoh dhamir muttashil yang bersambung dengan fi’il:
Ringkasan
- Secara umum, dhamir (kata ganti) terbagai menjadi dua, yaitu dhamir munfashil (kata ganti yang tidak bersambung) dan dhamir muttashil (kata ganti yang bersambung).
- Kata ganti (هُوَ, هِيَ, هُمَا, هُنَّ) pada dhamir munfashil, dan (هُ, هَا, هُمَا, هُنَّ) pada dhamir muttashil bisa juga dipergunakan untuk selain manusia.
- Semua kata ganti ini adalah mabni (harakat akhirnya tidak berubah, bagaimanapun kedudukan kata tersebut dalam kalimat).
- Secara umum, kata ganti هُنَّ dipergunakan juga untuk menggantikan jamak muannats salim (jamak dengan alif dan ta’ tambahan) yang tidak berakal. Hal ini membedakannya dengan kata ganti هِيَ yang secara umum juga digunakan untuk menggantikan jamak taksir yang tidak berakal.
- Jamak muannats salim yang tidak berakal dan jamak taksir yang tidak berakal boleh diberi sifat (na’at) dalam bentuk isim mufrad muannats atau jamak muannats.
- Ada dhamir muttashil (kata ganti yang bersambung) yang bersambung dengan isim, dan ada yang bersambung dengan fi’il.
Kantong Kosakataku
Dhamir munfashil dan dhamir muttashil
LatihanPerhatikanlah contoh kalimat di bawah ini!
هَذَا طَالِبٌ جَدِيْدٌ؛ هُوَ مِنْ بَلْجِيْكَا.
Buatlah kalimat seperti contoh dengan mengisi titik-titik di bawah ini dengan kata-kata yang sesuai!— اَلْحَمْدُ لِلهِ. وَاللهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ —
[1] Nashab adalah istilah untuk menunjukkan fathah atau pengganti fathah, yang akan dijelaskan pada pembahasan i’rab (perubahan akhir-akhir suatu kata), insya Allah.
Sumber: http://qonitah.com
Pelajari sebelumnya
Pelajari setelahnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar