Segala sesuatu yang mengandung berkah, semua telah dijelaskan secara gamblang dalam al-Qur’an, hadits-hadits Rasulullah dan riwayat-riwayat para sahabat. Maka dari itu, ketika sesuatu telah dijelaskan oleh nas atau syariat, semestinya kita tidak perlu repot mencari-cari apalagi sibuk mencari pembenaran sesuatu yang tidak dijelaskan oleh syariat. Tak perlu membela diri demi “menghalalkan” air Ponari, tidak perlu galau dengan kotoran kerbau, tidak perlu kurang kerjaan dengan herendam di sebuah petilasan, juga tidak perlu menjadi hodoh karena herebut puntung rokok seorang tokoh.
Rasulullah sebagai utusan Allah yang paling mulia dan kekasih Allah saja tidak mampu mendatangkan sedikit pun kebaikan atau menolak mudarat atas diri beliau, lebih-lebih atas orang lain. Saat air keluar dari jari-jemari Rasulullah yang digunakan untuk berwudhu dan minum oleh ribuan sahabat , Rasulullah tegas mengatakan, “Berkah itu dari Allah.” Artinya, Rasulullah selalu bahwa Allah adalah satu- yang memiliki berkah, dan satu-sagunya Dzat yang memberkahi. dimohon berkah. juga diyakini para sahabat, terbaik setelah para nabi.
Rasulullah sebagai utusan Allah yang paling mulia dan kekasih Allah saja tidak mampu mendatangkan sedikit pun kebaikan atau menolak mudarat atas diri beliau, lebih-lebih atas orang lain. Saat air keluar dari jari-jemari Rasulullah yang digunakan untuk berwudhu dan minum oleh ribuan sahabat , Rasulullah tegas mengatakan, “Berkah itu dari Allah.” Artinya, Rasulullah selalu bahwa Allah adalah satu- yang memiliki berkah, dan satu-sagunya Dzat yang memberkahi. dimohon berkah. juga diyakini para sahabat, terbaik setelah para nabi.
ltu, manusia-manusia selain mereka yang tidak dijamin masuk surga, tapi justru berlumur dosa, lebih tidak hisa untuk memberikan berkah, apalagi memutuskan sesuatu mengandung berkah atau tidak. Dikemanakan ayat atau hadits yang berbicara bahwa yang memherikan berkah adalah hak Allah, keyakinan dari mana bahwa para tokoh atau kyai yang kita agungkan setinggi langit itu mempunyai berkah dari jasadnya? Apakah para tokoh yang kita sematkan hak-hak ilahiah memang dijamin masuk surga sehingga kita rela berebut bekas air minumnya? Apakah pantas orang yang melakukan kesyirikan dan kebid’ahan kita agung-agungkan sedemikian rupa?
Sadarkah kita, Dosa syirik menganga lebar di depan kita jika kita salah cari berkah? Kebenaran adalah apa yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya. Syariat kita yang sempurna tidak memberi celah sedikit pun bagi kita untuk membuat syariat atau “berkah-berkah” baru di luar yang telah digariskan syariat.
Syirik adalah dosa yang tidak terampuni kecuali dengan tobat. Maka dari itu, Cari berkah jangan asal. Neraka siap mengancam jikakita salah cari berkah.
Judul: Majalah Asy-Syariah Edisi 110
Tema : Cara Salah Cari Berkah
Penerbit: Oase Media
Tebal: 112 halaman
Fisik: 16 cm x 24 cm, uv, soft cover, 8 halaman color
Harga: Rp 13.000
Daftar isi:
Tabarruk dengan Nabi Muhammad
Mencari Jalan Menuju Kebaikan
Meraih Keberkahan Hidup dengan Tawakal
Adab di Hadapan Guru
Tabarruk, Antara Pelanggaran Agama dan Komoditas Bisnis
Barakah dan Tabarruk dalam Tinjauan Syariat
Memohon Barakah Hanya kepada Allah
mengenal Dua jenis Tabarruk
Ngalap Berkah Kiai dengan Dalil dan Analogi Batil
Beda Tawaf &Mencium Hajar Aswad dengan Amalan Musyrikin
Bertabaruk Dengan Peninggalan Orang Shaleh, Ghuluw Dalam Agama
Umar bin khaththab bag 16
Ziarah Makam Wali
Kemuliaan Bulan-Bulan Haram
Dibalik Rumah Tangga Sang Rasul
Membiasakan Anak Shalat
Buku Pendidikan Anak Tulisan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar