Sabtu, 15 Maret 2014

100 Kisah Tragis Orang-Orang Zalim

Judul : 100 Kisah Tragis Orang-Orang Zalim
Terjemah Kitab: 100 Qishshah Min Nihaayah Azh Zhaalimin
Penulis : Hani Al-Hajj
Penerbit : Buana Ilmu Islami (BILI)
Ukuran: buku besar 16 x 24 cm, ix + 542 halaman, berat: 820 gram
Fisik: sampul: soft cover, doff, plastic shrink, isi: kertas hvs 70 gram
Harga: Rp. 115.000,-
Harga Hemat : Rp. 97.000,-

METODE PENULISAN BUKU 100 KISAH TRAGIS ORANG-ORANG ZALIM

Penulis Buku 100 Kisah Tragis Orang-Orang Zalim berkata: “Aku mengumpulkan kisah-kisah (tragis orang-orang zalim) ini berdasarkan dorongan dari Al Ustadz Abdul Hamid. Beliau adalah Pemilik Penerbit Al Maktabah At Tauqifiyyah. Hal ini karena di dalam kisah-kisah tersebut memuat berbagai kejelekan dan hukuman yang diberikan kepada orang-orang zalim, yang semua bisa dijadikan sebagai bahan pelajaran dan renungan bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran. Juga sebagai peringatan bagi orang-orang zalim serta petuah bagi orang-orang yang bertakwa.
Tidak ada yang bisa aku banggakan dari penyusunan buku (100 Kisah Tragis Orang-Orang Zalim) ini. Hanya saja aku berusaha melakukan seleksi dan pemilihan dengan sebaik-baiknya. Jika pembaca menganggap baik apa yang aku tulis ini dan dia mendapatkan faedah yang memuaskan dari sebagian yang aku dapatkan, maka aku telah mencapai apa yang aku inginkan.
Rujukan utama yang aku gunakan dalam penulisan buku 100 Kisah Tragis Orang-Orang Zalim ini adalah kitab yang berjudul Al Jazaa’ Min Jinz Al ‘Amal karya Dr Sayyid Husain Al ‘Affani. Kitab ini kitab kumpulan yang mengandung banyak faedah. Demikian juga kitab Qashash Wa ‘Ibar karya Yusuf ‘Ajlan, demikian juga At Tahdzir Min Suu’ Al Khatimah karya As Suhaibani.”
Di antara kisah yang bisa ditemukan dalam Buku 100 Kisah Tragis Orang-Orang Zalim ini adalah kisah seorang khatib sangat masyhur di Kerajaan Mesir waktu itu, yaitu pada masa Raja Fuad semasa dengan ayah Syaikh Ahmad Muhammad Syakir. Orang tersebut bernama Syaikh Muhammad Al-Mahdi. Dia rela menjual agama hanya untuk mendapatkan harta yang sedikit. Dia memuji sang raja dan menyindir Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ayah Syaikh Ahmad Muhammad Syakir menyaksikan sendiri Mahmud Al-Mahdi yang dulunya seorang khatib terkenal bahkan sampai sang raja berkeinginan untuk shalat bermakmum padanya, pada akhirnya dia menjadi seorang yang hina, tidurnya di salah satu masjid dan mempunyai pekerjaan rendahan mengambili sandal-sandal orang-orang yang shalat di masjid. Demikianlah hukuman yang disegerakan di dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar