Minggu, 24 Mei 2015

Majalah Tashfiyah Edisi 47 Vol: 04

Dai komersial itulah kondisi nyata saat ini, pernah bercerita seorang teman kami di Jakarta bekerja disalah satu perusahaan swasta yang aktif dalam kegiatan dakwah menyampaikan ucapan seorang dai yang tak mau berdakwah, entah karena sebab apa beliau tidak mau berdakwah tapi ada satu ucapan yang membuat saya agak trenyuh dari ucapan beliau yaitu, “jika saya mau, bisa mendapatkan bayaran besar ketika berdakwah karena sudah ada tarifnya, untuk berdakwah dikalangan pejabat sekian, dakwah dikalangan masyarakat biasa sekian, dan seterusnya”, ucapan inilah yang membuat saya tidak heran jika saat ini banyak dai-dai bermunculan tanpa ada sebab musabab dan asal-usulnya, bahkan bekas premanpun bisa berdakwah setelah bertobat sehingga tak heran profesi dai menjadi ramai saat ini mulai dari pelawak, residivis, mantan preman, mualaf, dan lain-lain yang bermodalkan bisa bicara tentang islam dan berakting. Kondisi inilah yang menjadi inspirasi majalah tashfiyah untuk mengangkat tema hangat fenomena dai komersial yang menjual agama demi harta dan popularitas.

Daftar isi:
Ramai-ramai menjual agama
Ketika Hamba Harus Memilih
Hinaan Penjual Agama
Fenomema Dai Artis
Kematian dan Dunia Yang menipu
Untuk Siapa Kita Menuntut Ilmu
Jangan Salahkan Angin Berembus
Gurih Lezat MSG
Ars Alloh Bergetar dengan Wafatnyo Sa’ad bin Mu'adz
Dosa Besar
Perang Adalah Tipu Daya
Akibat Kebodohan
Mendamba Rumah Mewah
Tazkiyatun Nufus
Pilih Temanmu Sebelum Datang Sesalmu
Di Manakah Kedamaiam Hati?
Mengaji Sampai Maut Menjemput
Saat Pikun Memimpanya
Nyantri? Why Not?
Lebih Jauh Mengenal Pasangan
Permisalan Untuk Ananda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar